STUDI KASUS
“(KECERDASAN
EMOSIONAL PADA ANAK)”
Tugas Mandiri Diajukan Untuk
Memenuhi
Sebagian Tugas Matakuliah Psikologi
Belajar
Disusun Oleh
:
Nama : Ika Nuridayanti
NIMKO : 1209.11.06509
Program : Strata
Satu (S-1)
Program Studi : PGMI
Semester / Lokal : III (tiga) / B
Dosen Pengampu : Hermanto, S.
Psi
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
Stai AULIAURRASYIDIN TEMBILAHAN
t.a 2012/2013
MOTTO
Cobalah untuk mengerti
dari apa yang harus dimengerti
Karena
Hidup ini adalah sesuatu
yang harus kita mengerti
Dan sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi,
dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal.
(QS. Ali-Imran: 190)
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku yang
sangat aku sayangi,,,,
Terimakasih atas do’a serta dukungannya yang telah bapak
dan ibu berikan untuk ananda.
Kepada Bapak dan ibu semoga beliau mendapat balasan yang
paling baik dikehidupannya saat ini dan kehidupan dikemudian hari atas apa yang
pernah beliau berikan padaku...
Beliau telah mengasuhku, membesarkanku, serta mendidik
dan memberikan kasih sayangnya untuk ku...
Bulir-bulir keringat mereka bercucuran hanya untuk
memberikan yang terbaik untukku...
mereka kepanasan, kehujanan, kulitnya kriput karna sengatan matahari
mereka lakukan itu dengan ikhlas hanya untuk aku bisa melanjutkan pendidikan...
Aku berharap dikemudian hari aku bisa membuat mereka tersenyum bahagia,,,,,
Keluarga besarku yang ada di Saka Palas Jaya terimakasih
atas dukungan, nasehat serta doanya...
Buat Bapak Hermanto S. Psi. Selaku dosen pengampu
Psikologi Belajar dan Bapak H. M. Ilyas, MA. Selaku ketua STAI Auliurrasyidi
yang berkenan memberikan izin melakukan riset.
Terimakasih untuk semuanya semoga apa yang saya dapat
berguna dihari depan kelak, Amin...
KATA
PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas penelitian ini. Shalawat beserta salam penulis persembahkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Dalam menyelesaikan tugas penilitian ini penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak langsung maupun tidak langsung, tanpa bantuan mereka penelitian
ini rasanya tidak mungkin dapat diselesaikan pada saat ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Bapak Hermanto, S. Psi. Selaku dosen pengampu mata
pelajaran Psikologi Umum.
2.
Bapak H. M. Ilyas, MA. Selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Auliaurrasyidin Tembilahan.
3.
Bapak Suwaji dan Ibu Darti selaku orang tua anak yang
saya teliti.
4.
Ibu Dwi Susanti Selaku Guru Wali kelas III (tiga).
5.
Semua pihak yang membantu penyelesaian tugas Studi Kasus
ini.
Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyusunan tugas Studi Kasus ini masih banyak kekurangan, maka
dengan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi
sempurnanya tugas Studi Kasus ini.
Akhir kata penulis
berharap semoga tugas Studi Kasus ini bermanfaat bagi penulis maupun masyarakat
terutama Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahan.
Tembilahan, 24 November 2012
DAFTAR ISI
MOTTO............................................................................................................................................
PERSEMBAHAN...........................................................................................................................
KATA
PENGANTAR...................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang................................................................................................................
B. Tujuan dan
Manfaat...................................................................................................
1.
Tujuan Penelitian..................................................................................................
2.
Manfaat Penelitian...............................................................................................
BAB II IDENTITAS RESPONDEN (ANAK YANG DITELITI)
A.
Data Responden.............................................................................................................
B.
Data Orangtua Responden......................................................................................
C.
Observasi yang Dilakukan.......................................................................................
1.
Observasi Pertama................................................................................................
2.
Observasi Kedua....................................................................................................
3.
Observasi Ketiga....................................................................................................
BAB III PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
A.
Keadaan Anak.................................................................................................................
1.
Fisik anak..................................................................................................................
2.
Mental anak............................................................................................................
3.
Kelemahan anak...................................................................................................
4.
Kelebihan pada anak.........................................................................................
B.
Permasalahan Anak.....................................................................................................
1.
Terhadap diri sendiri........................................................................................
2.
Terhadap orangtua...........................................................................................
3.
Terhadap sekolah...............................................................................................
BAB IV KECERDASAN EMOSIONAL PADA ANAK
A.
EQ Versus IQ...................................................................................................................
B.
Anatomi Saraf Emosi...................................................................................................
C.
Menjadi Orangtua Ber-EQ Tinggi.......................................................................
D.
Emosi dari Segi Moral.................................................................................................
E.
Empati dan Kepedulian kepada Anak...............................................................
F.
Kejujuran dan Integritas...........................................................................................
G.
Mengembangkan Empati dan Keadilan...........................................................
H.
Keterampilan EQ yang Harus Diingat...............................................................
I.
Melatih Anak Menjadi Jujur...................................................................................
J.
Menghormati Anak Anda.........................................................................................
K.
Emosi Moral Negatif: Rasa Malu dan Rasa Bersalah.................................
L.
Memanfaatkan Rasa Malu......................................................................................
M.
Berfikir Realistis..............................................................................................................
N.
Optimisme.........................................................................................................................
O.
Mengubah Kelakuan Anak dengna Mengubah Pola Pikir Mereka...
P.
Mendefinisikan Masalah sebagai Musuh........................................................
Q.
Membuat Kerangka Baru untuk suatu Masalah dan
Menuliskannya
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................................................
B.
Kritik dan Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran
- Keterangan Ijin Penelitian
- Keterangan Telah Melakukan Penelitian
- Identitas Penulis (mahasiswa ybs)
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Lawrence E. Shapiro memaparkan berbagai pemikirannya
tentang bagaimana mengajarkan Emotional
Intelegence pada anak. Berbagai penelitian para ahli yang menunjukkan bahwa
kecerdasan emosional keterampilan sosial dan emosional membentuk “karakter”
lebih penting bagi keberhasilan anak dibandingkan kecerdasan kognitif yang
diukur melalui IQ. Tidak seperti IQ, kecerdasan emosional dapat diajarkan pada
setiap tahap perkembangan anak. Lawrence
E. Shapiro memberikan saran praktis yang dilaksanakan untuk mengajarkan
kecerdasan emosional bagi anak terutama bagaimana:
·
Membina hubungan persahabatan
·
Bekerja dalam kelompok
·
Berbicara dan mendengarkan secara efektif
·
Mencapai prestasi lebih tinggi
·
Mengatasi masalah dengan teman yang nakal
·
Berempati pada semua
·
Memecahkan masalah
·
Mengatasi konflik
·
Membangkitkan rasa humor
·
Memotivasi diri apabila menghadapi rasa sulit
·
Menghadapi situasi sulit dengan percaya diri
·
Menjalin keakraban, dan
·
Memanfaatkan komputer untuk meningkatkan keterampilan
emosional.
Kecerdasan emosional merupakan cara baru untuk
membesarkan anak. Mempelajari perkembangan kepribadian anak, Integence Quotient (IQ) merupakan salah
satu alat yang banyak digunakan untuk mengetahuinya. Namun, belakangan
berkembang suatu alat yang banyak digunakan untuk mengetahuinya. Namun,
belakangan berkembang suatu alat yang disebut dengan Emotional Quotient (EQ) yang oleh para pakar dianggap sebagai salah
satu alat yang baik untuk mengukur kecerdasan emosional anak. Menurut Lawrence,
kecerdasan emosional anak dapat dilihat pada:
·
Keuletan
·
Optimisme
·
Motivasi diri dan
·
Antusiasme
Lebih lanjut Lawrence mengemukakan kecerdasan emosial
(EQ) pengukurannya bukan didasarkan pada kepintaran seseorang anak, tetapi
melalui suatu yang disebut dengan karakteristik pribadi atau “karakter”.
- Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penilitian ini
adalah:
a.
Mendeskripsikan bagaimana kecerdasan emosional pada anak
b.
Untuk mengetahui faktor-faktor kecerdasan emosional pada
anak
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1.
Memberikan masukan dan sebagai informasi dikalangan
masyarakat, anak dan pada dunia pendidikan dalam khasanah ilmu pendidikan.
2.
Hasi penilitan ini diharapkan bisa sebagai bahan
literature penelitian yang akan datang dengan masalah yang sejenis.
b. Manfaat Praktis
1.
Memberi informasi
bagi generasi mendatang dalam meningkatkan mutu proses belajar mengajar dalam
menggunakan pendekatan emosial.
2.
Untuk meningkatkan sumber daya umat manusia yang cerdas.
BAB II
IDENTITAS RESPONDEN
A.
DATA RESPONDEN
a. Nama : Wasis Budiantoro
b. Tempat Lahir : Plosoharjo
c. Tanggal
Lahir : 30 - April
- 2005
d. Kelas : III (tiga)
e. Tempat
Sekolah : SDN 019
f.
Alamat Rumah :
Saka Palas Jaya SP 14
g. Hobby : Belajar
B.
DATA ORANGTUA
RESPONDEN
Ayah :
a. Nama : Suwaji
b. Tempat Lahir : Mojoduwur
c. Tanggal
Lahir : 13 -
Desember - 1960
d. Pendidikan
Terakhir : SD
e. Alamat Saat
Ini : Saka Palas Jaya
f.
Alamat Rumah :
Saka Palas Jaya
Ibu :
a.
Nama :
Darti
b.
Tempat Lahir :
Ploso Harjo (Nganjuk)
c.
Tanggal Lahir : 29 - Mei - 1971
d.
Pendidikan Terakhir : SMP
e.
Alamat Saat Ini : Saka Palas
Jaya
f.
Alamat Rumah :
Saka Palas Jaya
C.
OBSERVASI YANG
DILAKUKAN
1. Observasi Pertama
Hari :
Kamis
Tanggal : 25 - Oktober
- 2012
Pukul : 10.00 Wib
(waktu istirahat)
Tempat : Di sekolah
2. Observasi Kedua
Hari : Sabtu malam
minggu
Tanggal : 27 - Oktober
- 2012
Pukul : 20.00 Wib
Tempat : Di rumah
orang tua anak
3. Observasi Ketiga
Hari : Minggu
Tanggal : 28 - Oktober
- 2012
Pukul : 09.30 Wib
Tempat : Di rumah
guru/wali kelas III (Tiga)
BAB III
PERMASALAHAN
YANG DIHADAPI
A.
Keadaan Anak
1. Fisik Anak :
·
Anak mempunyai anggota badan yang utuh, pendengaran yang
jelas dan penglihatan yang tajam, fisiknya normal sama dengan kebanyakan
anak-anak lain. Hanya saja kedua mata anak tersebut salah satunya agak tampak
lain itu terlihat dari fhoto tapi melihat secara langsung kelainan itu tidak
tampak.
2. Mental Anak:
·
Anak mempunyai mental yang kuat, emosi kecerdasan yang di
miliki sangat tampak pada saat proses pembelajaran berlangsung, ia cenderung
cepat tanggap dengan apa yang dijelaskan oleh pendidik satu kebiasaan yang ia
lakukan setiap pulang sekolah, tiba waktu bel berbunyi tanda siswa pulang ia
lebih memilih meminta soal kepada guru untuk ia kerjakan sambil ia menunggu ibu
guru itu pulang, karena biasanya Ibu Dwi Susanti akan menunggu lama anak-anak
yang lamban dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan olehnya.
3. Kelemahan Anak :
·
Anak mempunyai kelemahan pada saat guru memberikan
pertanyaan secara mendadak anak lebih cenderung berfikir dahulu untuk
memikirkan apa yang akan ia jawab, saya rasa itu hal yang wajar.
4. Kelebihan Anak :
·
Anak cenderung aktif dalam semua mata pelajaran,
kecerdasan emosialnya sangat tinggi, mampu mengerjakan soal-soal kelas
empat, selalu menunjukkan keriangan dalam menjalani hari-harinya didalam kelas,
selalu berbagi ilmu kepada temannya yang kurang memahami materi yang
dipelajari, ucapannya tepat, memiliki pendirian, optimis dan komitmen yang
teguh, dan kehidupan yang teratur karena jadwal bangun pagi, berangkat sekolah, sepulang
sekolah, belajar, tidur, bermain, mengaji, shalat, dan tidur jadwal itu sudah ia
buat dalam kesehariannya.
·
Satu kebiasaan yang anak terapkan ia selalu menyisihkan
waktunya untuk belajar, dia belajar setiap sepulang sekolah dan selepas shalat
isya. Ayahnya mempunyai keinginan untuk menyekolahkannya kepada jususan
kedokteran nantinya.
B.
Permasalahan
Anak
1. Terhadap diri sendiri
Dia mengalami kesulitan pada saat dia
berusaha untuk menjawab pertanyaan mendadak dari guru.
2. Orang tua
Dia selalu mematuhi apa yang dikatakan
orang tuanya. Orang tuanya cenderung otoritatif.
3. Lingkungan Sekolah
Anak tidak pernah membuat masalah di
lingkungan sekolah bahkan sosialnya tinggi terhadap siapapun itu, baik
dilingkungan rumah, sekolah atau didalam rumah. Dia mudah menyesuaikan diri dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
BAB IV
KECERDASAN EMOSIONAL PADA ANAK
A. EQ Versus IQ
Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau
keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada
tingkatan konseptual, maupun di dunia nyata. Idealnya, seseorang dapat
menguasai keterampilan kognitif sekaligus keterampilan sosial dan emosional,
sebagaimana ditunjukkan oleh para negarawan besar dunia. Menurut pakar ilmu
politik di Duke University, “James
David Barber, Thomas Jefferson” memiliki perpaduan antara kepribadian dan
intelektualitas yang nyaris sempurna. Ia dikenal sebagai komunikator yang hebat
dan penuh empati, selain sebagai seorang jenius sejati. Pada tokoh-tokoh besar
lain, EQ yang tinggi tampaknya sudah cukup. Banyak orang berpendapat bahwa
kepribadian Franklin Delano Roosevelt yang dinamis dan optimisme yang luar
biasa merupakan faktor paling penting dalam memimpin Amerika mengatasi
masa-masa kritis zaman Depresi dan Perang Dunia II. Namun, Oliver Wendell
Holmes menggambarkan Roosevelt sebagai orang yang memiliki kecerdasan kelas
dua, tetapi kematangan emosi kelas satu hal yang sama juga ditujukan untuk John
F. Kennedy, yang menurut banyak sejarawan, lebih banyak memimpin Amerika dengan
hatinya ketimbang dengan kepalanya.
B. Anatomi Saraf Emosi
·
Menurut Lawrence otak manusia dapat digolongkan dalam dua
fungsi, yaitu: otak logika dan otak emosi. Kedua otak tersebut
menjalankan fungsi yng berbeda dalam menentukan perilaku kita, namun keduanya
saling bergantung. Bagian otak pengatur emosi bereaksi lebih kuat dan lebih
cepat, di bawah kontrol korteks khususnya lobus prontal memberi makna terhadap
situasi emosi yang dihadapi sebelum bertindak. Itu sebabnya tanpa lobus prontal
yang utuh, seseorang kelihatan kurang normal, pandangan dari segi emosi orang itu
dangkal, tidak peduli, lesu, apatis dan sangat tidak peka terhadap orang lain
sehingga tidak akan ada orang yang mau bergaul dengannya.
·
Bagian penting dari emosi otak adalah sistem limbik.
Sistem ini mengatur emosi dan impuls. Bagian yang masuk dalam sistem ini adalah
Hippocampus tempat berlangsungnya
pembelajaran emosi, tempat disimpannya ingatan emosi, dan amigdala sebagai pusat pengendalian emosi.
·
Korteks adalah
bagian berfikir otak, dan berfungsi mengendalikan emosi melalui pemecahan
masalah, bahasa, daya cipta, dan proses kognitif lainnya. Sistem limbik
merupakan bagian emosional otak. Sistem ini meliputi thalamus, yang mengirimkan
pesan-pesan ke korteks; hippocampus, yang berperan dalam ingatan
dan panafsiran persepsi; dan amigdala
sebagai pusat pengendali emosi.
C. Menjadi Orang Tua Ber-EQ Tinggi
·
Para peneliti yang mempelajari reaksi orang tua terhadap
anak-anaknya menemukan bahwa ada tiga gaya yang umum bagaimana orang tua
menjalankan peranannya sebagai orang tua, yaitu otoriter, permisif, dan
otoritatif. Dalam bukunya Raising a
Responsible Child, Ellizabeth Ellis menulis banyak penelitian menyatakan
bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga yang menerapkan keotoriteran dan
pengawasan ketat tidak memperlihatkan pola yang berhasil. Mereka cenderung
tidak bahagia, penyendiri dan sulit mempercyai orng lain.sebaliknya, orang tua
permisif, berusaha menerima dan mendidik sebaik mungkin, tetapi cenderung
sangat pasif ketika sampai kemasalah penetapan batas-batas atau menanggapi
ketidak patuhan.
·
Orang tua otoritatif, berbeda dengan orang tua otoriter
maupun orang tua permisif, berusaha menyeimbangkan antara batas-batas yang
jelas dan lingkungan rumah yang baik untuk tumbuh. Orang tua otoritatif
menghargai kemandirian anak-anaknya, tetapi menuntut mereka memenuhi standar
tanggung jawab yang tinggi kepada keluarga, teman dan masyarakat.
D. Emosi dari segi moral
Menurut William Damon, seorang profesor Amerika dalam
perkembangan moral anak-anak dan remaja menyatakan anak-anak harus mendapatkan
keterampilan emosional sebai berikut:
·
Mereka harus mengikuti dan memahami perbedaan antara
perilaku yang baik dan yang buruk, dan mengembangkan kebiasaan dalam hal
perbuatan yang konsisten dengan sesuatu yang dianggap baik
·
Mereka harus mengembangkan kepedulian, perhatian, dan
rasa tanggung jawab atas kesejahteraan dn hk-hak orang lain, yang diungkapkan
melalui sikap peduli, dermawan, ramah dan pemaaf.
·
Mereka harus merasakan reaksi emosi negatif seperti malu,
bersalah, marah, takut, dan rendah diri apabila melanggar aturan moral.
Menurut William Damon, perkembangan moral anak tidak dapat dipisahkan
dengan emosi seseorang. Ada dua kelompok emosi yaitu emosi negatif dan emosi
positif.
Emosi negatif sifatnya dapat memotivasi anak-anak untuk belajar dan
mempraktikkan perilaku-perilaku prososial, termasuk:
·
Takut dihukum
·
Kekhawatiran tidak diterima oleh orang lain
·
Rasa bersalah apabila gagal memenuhi harapan seseorang
·
Malu apabila ketahuan berbuat sesuatu yang tidak dapat
diterima oleh orang lain.
Sementara emosi positif akan membentuk moral anak berupa empati dan apa
yang disebut dengan naluri pengasuhan, yang meliputi kemampuan untuk menyayang.
E. Empati dan Kepedulian kepada Anak
Salah satu unsur dari emosinal adalah adanya empati.
Empati merupakan suatu sikap kepribadian seseorang dimana seseorang mampu
menempatkan diri dalam posisi orang lain. Para psikologi perkembangan
menegaskan bahwa sesungguhnya ada dua komponen empati yaitu:
·
Reaksi emosi kepada orang lain yang normalnya berkembang dalam 6 tahun
pertama kehidupan anak-anak
·
Reaksi kognitif yang menentukan sampai seberapa jauh anak-anak
dari sudut pandang atau perspektif orang lain.
F. Kejujuran dan Intergritas
Dalam
mengajarkan aspek kejujuran kepada anak, dapat dilakukan dengan jalan:
·
Ajarkan nilai kejujran pada anak sejak mereka masih muda
dan konsisten dengan pesan anda waktu usia mereka bertambah. Pemahaman anak
mengenai kejujuran bisa berubah, tetapi pemahaman anda jangan berubah.
·
Anda dapat menjadikan kejujuran dan etika sebagai bahan
pembicaraan sejak anak masih sangat muda dengan memilihkan buku-buku dan video
untuk dinikmati bersama anak, memainkan permainan kepercayaan, dan memahami
berubahnya kebutuhan anak atas privasi.
G. Mengembangkan Empati dan Kepedulian
·
Dalam tahapan ini yang disebut empati abstrak, anak-anak
mengungkapkan kepeduliannya terhadap orang-orang yang kurang beruntung
dibanding mereka, entah di daerah tempat tinggalnya sendiri atau diluar negeri.
H. Keterampilan EQ yang Harus Diingat
I. Melatih Anak Menjadi Jujur
·
Lazimnya keterampilan EQ anak-anak meningkat sejalan
dengan meningkatnya usia, tetapi tidak demikian halnya dalam hubungan dengan
kebenaran.
J. Menghormati Anak Anda
K. Emosi Moral Negatif: Rasa Malu dan Rasa Bersalah
·
Membuat anak rasa malu atas perbuatan anti sosialnya merupakan
cara yang manjur untuk mengubah perilaku ini. Emosi “Negatif” rasa malu dan
rasa bersalah dapat dimanfaatkan secara konstruktif untuk membentuk prilaku
moral anak.
L. Memanfaatkan Rasa Malu
·
Upaya mempermalukan harus diberikan apabila seorang anak
tidak memiliki reaksi emosi setelah melakukan sesuatu yang seharusnya
membuatnya malu.
·
Upaya mempermalukan harus dipertimbangkan sebagai
strategi pengubahan perilaku yang sah apabila cara pendisiplinan yang lebih
lunak dianggap gagal.
M. Berfikir Realistis
Aspek-aspek
EQ yang perlu diingat dalam berfikir realistis antara lain:
·
Belajar realistis adalah lawan membohongi diri sendiri
·
Kisah-kisah keteladanan bisa menjadi cara paling baik
untuk mengajarkan keterampilan ini, entah dibacakan dari bukti yang sudah ada
atau dikarang sendiri.
·
Anak anda akhirnya akan belajar secara realistis mengenai
masalah atau kepentingan mereka jika anda berbuat serupa. Jangan menyembunyikan
kebenaran dari anak anda, betapapun menyakitkan.
N. Optimisme
·
Keuntungan optimisme:
Anak-anak yang optimis lebih berhasil
di sekolah dibanding teman-temannya yang pesimis.
O. Mengubah Kelakuan Anak dengan Mengubah Pola Pikir Mereka
P. Mendefinisikan Masalah sebagai “Musuh”
·
Langkah pertama dalam hampir semua bentuk psikoterapi
kognitif ialah mengusahakan anak memisahkan diri sendiri dari masalah yang
dihadapinya. Anak harus dapat memandang masalah itudari luar dirinya. John
march menyuruh anak-anak untuk memandang masalah mereka sebagai musuh,
memberinya julukan dan mencanangkan perang melawan mereka.
Q. Membuat Kerangka Baru untuk Suatu Masalah dan
Menuliskannya
·
Langkah berikutnya, menurut Psikolog Michael White dan
David Epston adalah mengusahakan agar anak menuliskan masalah yang mereka
hadapi. Kedua psikolog ini mengembangkan sebuah pendekatan kognitif yang mereka
sebut terapi naratif yang menggunakan bermacam-macam kegitan menulis untuk membantu
menjauhkan jarak antara anak dan masalah mereka. Terapi naratif membantu anak
melihat bahwa melalui piihan-pilihan dan perilaku-perilaku mereka, secara
metaforik menuliskan kisah hidup mereka.
BAB V
PENUTUP
- Kesimpulan
Dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan emosional,
perhatian akan perkembangan intelektual anak dianggap penting, hal ini sejalan
dengan pandangan Semiawan bahwa “stimulasi intelektual sangat dipengaruhi oleh
keterlibatan emosional, bahkan emosi juga amat menentukan perkembangan
intelektual anak secara bertahap[1]
artinya secara timbal balik faktor kognitif juga terlibat dalam perkembangan
emosional. Goleman (1995), seorang psikologi, mendefinisikan emosi adalah
perasaan dan pikiran khas; suatu keadaan biologis dan psikologis; suatu rentang
kecenderungan-kecenderungan untuk bertindak.[2]
Sedangkan Silverman (1986), seorang psikolog, menyatakan bahwa emosi adalah
perilaku yang terutama dipengaruhi oleh tanggapan mendalam yang terkondisikan.[3]
Benjatield (1992) mengemukakan bahwa fungsi emosi meliputi:
·
Emosi sebagai pembangkit energi.
·
Emosi sebagai pembawa pesan atau /isyarat yaitu bahwa
keadaandiri kita dapat diketahui dari kondisi emosi kita.
·
Emosi sebagai pembawa informasi dalam komunikasi
interpersonal.
Perkembangan emosional pada anak, juga akan berjalan
dengan perkembangan moral. Hal ini mendorong orang tua atau guru untuk berupaya
mengajarkan moral yang baik pada anak melalui pemberian contoh atau teladan
yang baik. Perkembangan moral menurut Durkheim (dalam Djuretna, 1994) berkembang karena hidup dalam masyarakat, dan moral
pun dapat berubah karena kondisi sosial.[4]
- Saran
Dari hasil penilitian yang penulis peroleh dilapangan,
penulis memberikan saran baik untuk pembaca dan untuk kita semuanya khususnya mahasiswa-mahasiswi
yang menjadi penerus generasi mendatang dan terlebih lagi untuk diri pribadi
sendiri :
·
Diharapkan kepada setiap calon pendidik nantinya dalam
pembelajaran yang menggunakan pendekatan emosional, “perhatian akan
perkembangan intelektual anak dianggap penting” karena stimulasi intelektual
sangat dipengaruhi oleh keterlibatan emosional, bahkan emosi juga amat
menentukan perkembangan intelektual anak secara bertahap artinya secara timbal
balik faktor kognitif juga terlibat dalam perkembangan emosional.
·
Setiap pendidik guru untuk berupaya mengajarkan moral
yang baik pada anak melalui pemberian contoh atau teladan yang baik. karena
perkembangan moral berkembang karena hidup dalam masyarakat, dan moral pun
dapat berubah oleh kondisi sosial.
·
Setiap pendidik dapat menggunakan berbagai peralatan
(media) dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Uno, Hamzah. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.
Gorontalo: PT Bumi Aksara.
Semiawan, C., Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, (Jakarta: Grasindo,
1999).
Goleman Daniel, Emotional
Intelegence, (New York McGraw-Hill,
1992.
Silverman, Psychologi, (New
York: Appleton- Century-Crotts: 1986).
Juretna AIM, Moral dan Religi, (Yogyakarta: Kanisius,
1994).
IDENTITAS PENULIS
I.
Pas Photo
3 X 4
|
a. Nama : Ika Nuridayanti
b. Tempat Lahir :
Rawajitu
c. Tanggal
Lahir :
27-02-1991
d. Pekerjaan : Mahasiswi
e. Alamat Saat
Ini :
Jln. Gerilya Parit 6
f.
Alamat Rumah : Saka Palas
Jaya SP 14 Kec. Pelangiran
g. Contact Person : 082388338760
II.
RIWAYAT
PENDIDIKAN UMUM
a. SD / Ibtidaiyah
·
Nama : 019
·
Tahun : 2003
·
Di : Saka Palas Jaya SP 14 Kec.
Pelangiran.
b. SLTP/ Tsanawiyah
·
Nama : Mts Al-Furqan
·
Tahun : 2006
·
Di : Intan Mulia SP 12
Jaya Kec. Pelangeran.
c.
SLTA /Aliyah
·
Nama : SMA Ma’arif
Nurul Hidayah
·
Tahun : 2009
·
Di : Beringin
Mulya SP 7 Kec. Teluk Belengkong.
III. DATA ORANGTUA
Ayah :
a. Nama : Suparno
b. Tempat Lahir : Cilacap
c. Tanggal Lahir : 16 - Mei -
1968
d. Pendidikan
Terakhir : SPG
e. Alamat Saat
Ini : Saka Palas Jaya SP
14 Kec. Pelangiran
f.
Alamat Rumah : Saka Palas
Jaya SP 14 Kec. Pelangiran
Ibu :
a. Nama : Sudarmi
b. Tempat Lahir : Wonogiri
c. Tanggal
Lahir : 17 - Mei -1974
d. Pendidikan
Terakhir : SMP
e. Alamat Saat
Ini : Saka Palas Jaya SP
14 Kec. Pelangiran
f. Alamat Rumah :
Saka Palas Jaya SP 14 Kec. Pelangiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar